Akhir-akhir ini tayangan televisi sering menayangkan kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Kasus KDRT terjadi pada kalangan artis, pejabat, bahkan rakyat biasa. Memang bukan hanya para suami saja yang melakukan kekerasan terhadap istrinya, ada juga istri yang melakukan penganiayaan kepada suami. Namun kebanyakan kasus yang terjadi adalah istri yang menjadi korban.
Para suami seringkali mudah terpancing emosinya ketika menghadapi sebuah konflik dengan istrinya. Hingga pada suatu titik, dia sudah tidak bisa mengendalikan diri dan melakukan kekerasan kepada pasangannya.
Untuk itulah seorang pria harus memenuhi kehidupannya dengan kasih. Mungkin menurut Anda kasih disini tidak menggambarkan kejantanan seorang pria. Tapi tunggu dulu. Yesus adalah seorang pria jantan (mature). Dia memiliki konsistensi, ketegasan, kekuatan moral dan kasih, itulah kenjantanan sejati seorang pria. Untuk itulah sebuah statemen mengatakan, "Kesempurnaan seorang pria dan keserupaan dengan Kristus adalah hal yang sama."
Sebagai seorang pria, ketika menikahi seorang wanita berlaku ketetapan ini, "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya." (Efesus 5:33). Kualitas kasih disini, seperti kasih Kristus kepada jemaat.
Dalam I Korintus 13: 4 -7 jelas sekali dalam menjabarkan kasih:
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."
Memang untuk menjadi serupa dengan Kristus tidak terjadi secara instant. Perlu waktu untuk menjadi bijaksana, kudus dan cakap. Perlu waktu untuk menjadi serupa dengan Kristus dalam konsistensi, ketegasan, kekuatan moral dan kasih. Untuk itu, seorang pria harus setiap hari mengalami pembaharuan budi seperti yang tertulis dalam Roma 12:2, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."
Edwin Louis Cole, dalam bukunya yang berjudul Berani: Miliki Karakter Seorang Juara menuliskan tentang empat akar kata laki-laki:
Yang pertama adalah ADAM. Adam adalah akar kata generik dalam bahasa Ibrani untuk laki-laki (kejantanan) dan berbeda dari binatang. Adam terutama berarti laki-laki yang memiliki hubungan dengan Allah dan dan ciptaan Allah.
Akar kata kedua adalah ISH. ISH adalah kata Ibrani untuk laki-laki sebagai individu, seseorang, suami, dan pelaku firman.
ENOSH adalah kata Ibrani untuk laki-laki yang lemah lembut, mudah tersentuh dan mahluk bermoral.
GEBER adalah kata Ibrani yang digunakan untuk laki-laki dewasa yang matang dan sebagai pahlawan. Kata yang mengandung unsur kekuatan yang berasal dari superioritas atau kedewasaaan.
Dari hal tersebut diatas, laki-laki diharapkan dapat berfungsi sebagaimana arti kata yang terkandung dari panggilannya. Seorang yang dekat dengan Allah dan ciptaannya, seorang pelaku firman, pribadi yang lemah lembut dan bermoral, serta seorang pribadi dewasa yang matang. Inilah keserupaan dengan Kristus.
Untuk itu para suami, kunci keberhasilan sebuah pernikahan ada di tangan Anda. Sebagai kepala rumah tangga, Anda juga adalah imam bagi istri dan anak-anak Anda. Melalui Anda seluruh keluarga Anda bisa mengenal seperti apa Kristus dan Bapa sorgawi.
Sumber : Berbagai Sumber/VM